/
Terima Kasih Anda Telah Berkunjung dan silahkan tinggalkan komentar..

Rabu, 03 September 2008

"Tantrum or temperamental pada anak"

Badai....badai apaan...ada badai ta...dimana... wah ketinggalan berita nich....puasa gini ngomongin badai.... eits!! entar dulu... bukan fenomena alam yang itu tuh... termaksud disini yaitu perilaku putra putri kita yang tiba-tiba menunjukan kerewelannya dengan mengamuk,menangis keras,memukul,menendang dan menjerit hanya karena keinginannya tidak dimengerti oleh kita ataupun misalnya karena dia punya mau sesuatu saat diajak belanja,bertamu dan jalan jalan namun tak terpenuhi keinginan tersebut.Ledakan emosi yang tiba-tiba dari anak itulah yang ingin kita bicarakan dan disebut badai temperament.
Nhah lho...tentu saja tak sedikit diantara kita orang tua yang merasa jengkel dan kecewa juga malu palagi klo' kejadiannya pas di tempat umum....apa itu tak mengganggu puasa kita...... jadi disabarin dulu aja yach....sambil mari kita cari tahu penyebabnya sekaligus solusinya.Tapi percaya deh hal itu wajar dialami anak dan merupakan proses perkembangan yang norma meski dirasa sebagai ledakan dahsyat dalam diri yang tak terkendali serta susah dipahami si anak.Bahkan nich...para ahli psikologi anak justru mengkhawatirkan kalau ada anak yang tak pernah mengalaminya.
Pada anak usia bawah tiga tahun,perilaku temperament ini biasanya ditunjukan dengan menangis melengking keras,menendang,memukul,melempar diri ke lantai,melempar barang-barang,memnahan nafas,membenturkan kepala...dan masih banyak contoh perilaku temperament lainnya yang hiiii mengerikan.Dan pada anak usia diatasnya biasanya perilaku temperament ditunjukan dengan membentak,menghentak-hentakkan kaki,membanting pintu,mengejek,mengancam serta perilaku ekstrem mengerikan lainnya.Bahkan ada anak yang membenturkan kepalanya hingga pingsandan sengaja menahan nafas...duuuuh ngeri deh...Na'udzubillah...yang seperti ini jangan dhonk...
Yang bisa kita lakukan sebagai orang tua adalah mengendalikan badai temperament tersebut supaya mengarah kepada hal yang lebih sehat misalnya menjadikan anak mampu menyatakan keinginnannya secara mandiri,menyuarakan pendapat,melepas energi emosi yang tertahan dibawah pengawasan kita serta dapat menjadi sinyal bagi kita saat anak mengalami kelelahan,rasa sakit yang tak terungkap dengan kata-kata.
Penyebabnya secara umum karena anak merasa lapar,lelah,cemburu,belum dapat mengatakan dengan kalimat,belum dapat mengkoordinasikanantara tubuh dan pikiran atau karena perubahan rutinitas dan suasana dan mungkin juga sebab tertekan. Hayo ....sebab yang terakhir disebut itu...kesalahan kita tuh para orang tua yang kebanyakan bilang "JANGAN!!!" Selain itu kadang banyak diantara kita yang tak menyadari telah memberi contoh buruk pada anak yang menjadikan terbentuknya badai tantrum tersebut.Contoh...memaksakan kehendak terhadap anak,membentak,berteriak serta menghukum berlebihan.Saat melihat orang tua kehilangan kendali seperti ini sangat menakutkan bagi anak dan dilain posisi anak meniru dan belajar melakukan hal yang sama.
Badai temperament ini dapat menjadi senjata ampuh bagi anak untuk memicu kemarahan orang tua karena bingung,malu,cemas rasa bersalah,frustrasi,tak berdaya dan pokoknya gado-gado deh campur aduk. Bagaimana mengendalikannya.......nah inilah intinya...kita simak Yuuuuukk....
1. Pastikan anak dalam keadaasn aman saat bom emosi meledak.
Anak mang sedang butuh perhatian namun sangan sampai melakukan hal-hal menyakiti diri sendiri seperti yang sudah disebut diatas tadi.Dn pindahkan anak saat muncul bomnya di tempat ibadah atau umum lainnya biar keributannya tak menjadi perhatian orang.
2. Pastikan tetap tenang
biarkan anak melancarkan serangan badainya sampai dia dapat menenangkan dirinya sendiri.Jangan terpancing untuk ikut emosi,kendalikan diri kita dengan menarik nafas dalam-dalam sambil mengucap ta'awudz untuk meredakannya dan menjauhlah sebentar dari hadapan anak ,jangan lakukan apapun apalagi malah menghukum ataupun menyakiti anak.
3. Cuekin ajah
Membiarkan bom tantrum biasanya merupakan cara yang lebih efektif selama anak tak melakukan hal-hal berbahaya baik bagi dirinya orang lain maupun sekitarnya.Atau bisa juga dengan mengalihkan perhatian pada hal lainnya pada hal yang menarik bagi anak muisal saat nangis melengking ga' jelas maunya...kita katakan..."Eh lihat...kue itu kelihatan enaaak sekali,tapi ibu lagi puasa...adek mau mencicipinya...hmmm klo' ga' kasih ke burung itu aja ya..."dengan mimik melucu.
Untuk anak yang lebih besar,berpura-puralah sibuk dengan kegiatan lain sambil sesekali melirik si anak.
4. Kembalikan kontrol diri anak
Peluklah anak sambil menyerap serta merasakan apa yang dirasakan anak hingga emosi mereda.Katakan dengan lembut bahwa semua akan baik-baik saja Insya Allah anak akan luluhdan lebih tenang.Namun jika justru kita yang tak dapat mengendalikan emosi melihat anak bertingkah seperti itu,maka hindarilah kontak fisik karena dikhawatirkan justru terpicu menyakiti anak.Dampingilah supaya anak menyadari bahwa kita tak akan meninggalkannya dalam kesulitan anak.
5. Maafkanlah serta lupakan
Saat sudah sedikit mereda,biarkan dia tenang dan kita perlu bersikap luwes dan kreatif untuk membantu anak memandang situasi ini dengan kesabaran.kelembutan dukungan dan cinta .
Smoga bermanfaat dan selamat menunaikan ibadah puasa dengan nyaman....
Sumber : Screts to Calming the Storm

Baca lanjutannya yuuuk...