/
Terima Kasih Anda Telah Berkunjung dan silahkan tinggalkan komentar..

Senin, 28 Juli 2008

"Artikel Tentang Cacar atau Varisela"

12 PERTANYAAN TENTANG CACAR AIR
By triaseka
Di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, penyakit cacar air masih sering dianggap remeh. Meski bisa sembuh sendiri, orangtua perlu mewaspadai komplikasinya.
1. BENARKAH DITULARKAN OLEH VIRUS?
Cacar air atau varisela yang sering disebut chicken pox adalah penyakit akut dan menular ditandai dengan vesikel (bejolan berisi air) pada kulit maupun selaput lendir. Disebut varisela karena disebabkan oleh virus varicella atau virus varicella zooster (virus V-Z) yang juga dapat menyebabkan Herpes Zooster.
Virus varicella sendiri dapat ditemukan dalam cairan vesikel maupun darah penderita. Seperti penyakit akibat sesama virus, misalnya influensa, cacar air juga akan sembuh sendiri bilamana tak ada komplikasi.
Yang perlu diperhatikan hanyalah efek samping dari penyakit ini, di antaranya rasa gatal, panas, dan keluhan lain yang cukup mengganggu. Bila gatal lalu digaruk sampai luka tentu saja akan meninggalkan jaringan parut. Bisa juga timbul infeksi, baik lokal maupun sistemik jika luka garukan tadi terkena kuman penyakit.
Perlu dicatat bahwa ada musim-musim tertentu yang potensial menyebabkan terjadinya wabah cacar air. Biasanya pergantian dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya. Pada pergantian musim seperti ini kelembapan udara relatif lebih tinggi dan kondisi ini memungkinkan virus berkembang biak dengan subur. Sementara itu, di musim pancaroba anak biasanya lebih sering bermain dalam ruangan yang memudahkan terjadinya penularan.
2. BAGAIMANA PENULARANNYA?
Walaupun bukan termasuk penyakit berbahaya dan pada umumnya bisa sembuh sendiri dalam waktu beberapa hari, cacar air termasuk penyakit yang sangat menular.
Penyakit ini termasuk jenis airborne disease yang bisa menular melalui percikan udara dari sekresi lendir, batuk maupun bersin.
Pada dasarnya virus ini menyerang ketika daya tahan tubuh seseorang sedang menurun. Dengan kata lain, walau tanpa diobati, bila daya tahan tubuhnya bagus dan sanggup melawan serangan virus, anak bisa sembuh dengan sendirinya.
Namun disarankan agar penderita tetap dibawa ke dokter. Pertimbangannya, dengan diberi obat, cacar air tidak akan meluas sampai ke seluruh tubuh. Soalnya, bisa dibayangkan bila cacar sampai mengenai daerah sekitar mulut, tentu akan mengganggu sekali. Anak akan sulit makan yang berakibat pada kian melemahnya daya tahan tubuhnya sekaligus mempermudah berjangkitnya penyakit lain. Padahal makin kompleks penyakit yang masuk ke tubuh, tentu penanganannya akan kian sulit dan akibatnya pun pasti lebih berat.
3. KAPAN MASA INKUBASINYA????
Masa inkubasi varisela umumnya terjadi 11-12 hari setelah penularan. Harap diwaspadai, ketika di kulit mulai muncul bintik dengan cairan yang masih jernih, sebetulnya itulah masa yang paling menular. Sebaliknya, kalau bintik-bintik itu sudah berubah warnanya menjadi hitam, barulah boleh dibilang tidak menular lagi
. 4. APA SAJA GEJALANYA????
Gejala yang timbul dibagi dalam dua tahap, yakni:
1. Tahap awal (fase prodromal), yakni 24 jam sebelum timbul gejala kelainan pada kulit
Ditandai dengan gejala demam, perasaan lemah, malas, tidak nafsu makan, dan kadang disertai bintik kemerahan seperti biang keringat
.Pada tahap ini orangtua sering terkecoh dan mengabaikannya karena menganggap hanya sebagai flu biasa. Padahal tanda-tanda itu merupakan gejala awal cacar air.
2. Tahap selanjutnya (fase erups ) dimulai dengan timbulnya bintik merah kecil yang berubah menjadi benjolan berisi cairan jernih dan mempunyai dasar kemerahan. Cairan vesikel setelah beberapa hari berubah menjadi keruh dan keropeng dalam waktu 24 jam. Bila sudah muncul bintik-bintik seperti ini sebaiknya orangtua segera membawa anak ke dokter.
Dalam 3-4 hari vesikel ini menyebar ke seluruh tubuh, mula-mula dari dada lalu ke muka, bahu dan anggota gerak.
Pada tahap ini biasanya dibarengi dengan rasa gatal yang amat sangat di sekujur tubuh.
5. APA SAJA PENYAKIT KOMPLIKASINYA????
Kendati dapat sembuh dengan sendirinya, namun yang sering kali dikhawatirkan adalah komplikasi yang sangat jarang namun bisa menyertai, di antaranya:
* Radang paru-paru yang biasanya disebabkan oleh infeksi sekunder, tapi dapat disembuhkan. * Radang otak. Bisa disembuhkan namun dapat meninggalkan gejala sisa seperti kejang, retardasi mental dan gangguan tingkah laku.
* Gangguan bola mata.
* Kelumpuhan saraf muka.
6. SIAPA SAJAYANG RENTAN?????
Anak-anak di bawah usia 1 tahun ternyata paling rentan tertular penyakit ini walaupun cacar air paling banyak menyerang anak usia 4-14 tahun.
Kendati cacar air merupakan penyakit yang sangat umum, hendaknya jangan menunda-nunda waktu untuk segera memeriksakan penderita ke dokter.
Ini akan membantu penderita terhindar dari komplikasi yang lebih parah sekaligus meminimalkan penderitaannya.
Pada prinsipnya, sekali seseorang terkena cacar air, maka seumur hidup ia tidak akan terkena penyakit ini lagi
. Toh nyatanya belakangan ini makin marak penderita yang terpapar cacar air secara berulang atau tertular lagi setelah sekian tahun pernah menderita penyakit ini
Kejadian seperti ini mungkin saja terjadi pada beberapa anak yang memang daya tahan tubuhnya rendah. Namun untungnya kasus ini angka kejadiannya kecil sekali.
7. APA BENAR ADA YANG KEBAL????
Apa benar ada orang "kebal" yang tidak pernah terkena cacar air seumur hidupnya? Sebenarnya, mereka yang belum pernah menderita cacar air dapat saja suatu saat terjangkit. Kemungkinan lain, bisa saja yang bersangkutan sudah pernah terkena cacar air tapi tidak menimbulkan sakit karena memang tidak semua cacar air berakibat sakit.
Atau bisa juga begitu tertular, tubuhnya langsung membentuk kekebalan secara alami, sehingga yang bersangkutan hanya merasakannya seperti demam biasa, tanpa muncul bintik-bintik cacar.
8. TIDAK BISAKAH DICEGAH DENGAN IMUNISASI????
Seperti halnya penyakit yang disebabkan virus, sebetulnya ada vaksin yang mampu menangkalnya.
Efektivitasnya bahkan menembus angka 97%. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan, dari 100 anak yang divaksinasi, hanya 3 orang yang terkena cacar air.
Itu pun angka kesakitannya tergolong ringan. Terlebih bila sebelum usia 13 tahun anak sudah mendapat vaksin cacar air, maka ia dinyatakan tidak akan terkena cacar air seumur hidupnya. Di negara Barat, di mana kasus cacar air jarang, anak yang terkena cacar air bisa sakit berat, karenanya dianjurkan agar di atas usia 1 tahun anak diberi vaksin cacar air.
Sedangkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menganjurkan vaksin cacar air diberikan pada anak di usia 1,5 tahun dan diulang lagi pada usia 10 tahun karena di Indonesia jarang terjadi komplikasi berat
9. BAGAIMANA DOSIS PEMBERIANNYA????
Imunisasi terhadap cacar air dilakukan dengan memberikan vaksin cacar air yang berisi virus hidup yang sudah diolah dan kurang berbahaya, serta sedikit antibiotik, neomisin. Adapun rekomendasinya adalah sebagai berikut:
* Pemberian 1 dosis dianjurkan kepada: - Anak yang berusia 18 bulan ke atas kecuali jika pernah menderita infeksi cacar air.
- Anak usia SD kecuali jika pernah menerima dosis vaksinasi atau menderita infeksi.
* Pemberian 2 dosis dianjurkan kepada: - Remaja berusia 14 tahun ke atas dan orang dewasa yang belum divaksinasi cacar air atau belum pernah menderita penyakit ini.
Individu dalam golongan usia ini yang belum pernah menderita cacar air harus menjalani tes darah untuk memeriksa kekebalan.
Banyak orang dewasa yang tidak pernah menderita cacar air sebenarnya kebal.
Vaksin cacar air dianjurkan khususnya bagi orang yang tidak kebal dan melakukan pekerjaan berisiko tinggi, semisal petugas kesehatan atau wanita yang tidak kebal sebelum hamil.
10. APA BENAR LEBIH AMAN BILA KENA SELAGI KECIL????
Tak jarang muncul pertanyaan bagaimana kalau sampai usia dewasa belum terkena penyakit cacar air?
Apa perlu sengaja ditulari? Memang sebaiknya penyakit ini dialami pada masa kanak-kanak daripada saat dewasa.
Inilah mengapa orangtua sering kali membiarkan anaknya terkena cacar air lebih dini. Mengapa?
Para pakar kedokteran mengatakan, gejala yang dialami orang dewasa lebih parah dibanding pada masa kanak-kanak. Demam yang dialami lebih parah dan berlangsung lebih lama. Begitu pula keluhan sakit kepala. Sedangkan bekas luka bintil-bintil berisi cairan cacar yang ditinggalkan lebih dalam. Komplikasinya pun jauh lebih parah bila cacar air diderita saat dewasa.
Soalnya, komplikasi pada anak-anak umumnya hanya berupa infeksi kulit. Sedangkan pada orang dewasa kemungkinan terjadi radang paru-paru atau pneumonia mencapai 10-25 kali lebih tinggi dibanding pada penderita anak. Komplikasi yang jarang namun bisa terjadi antara lain radang otak, radang sumsum tulang, kegagalan hati, hepatitis serta sindrom Reye yaitu kelainan pada otak sekaligus hati.
11. APA SIH BEDA CACAR, CACAR AIR, DAN CACAR API????
Dampak yang paling sering dikhawatirkan dari cacar air adalah bopeng yang sebenarnya tidak perlu terjadi.
Lagi pula bopeng inilah yang membedakan cacar air dengan cacar biasa. Soalnya, cacar biasa pasti meninggalkan bopeng, sedangkan cacar air seharusnya tidak. Sebagai catatan penyakit cacar yang bukan cacar air kini tak pernah lagi ditemui kasusnya. Bila ada anak yang terkena cacar air lalu bekasnya tidak hilang, itu berarti selama sakit ia sering menggaruk-garuk kulitnya. Ini sangat mungkin karena rasa gatal biasanya sungguh tidak tertahankan untuk digaruk. Padahal garukan yang terlalu dalam akan membuat lapisan kulit yang seharusnya membentuk lapisan kulit baru justru terambil.
Nah, mekanisme itulah yang menyebabkan bopeng. Sedangkan yang disebut cacar api atau di beberapa daerah disebut cacar monyet, sebenarnya adalah penyakit kulit yang penampakannya mirip cacar air. Ini merupakan infeksi bakteri pada kulit berupa borok yang muncul di seluruh tubuh. Meski sebenarnya kuman ada di permukaan kulit, tapi karena ada luka dan digaruk, kuman kemudian masuk ke bawah kulit dan menyebabkan infeksi. Infeksi ini bisa disertai demam, bisa juga tidak. Infeksi disebabkan kurang terjaganya kebersihan daerah tempat tinggal/lingkungan. Anak-anak yang tinggal di daerah kumuh umumnya lebih rentan terinfeksi bakteri.
12. APA SAJA YANG HARUS DILAKUKAN ORANGTUA????
* Segera bawa anak ke dokter karena pengobatan yang cepat dapat mencegah meluasnya cacar air.
* Selama 5 hari setelah ruam mulai muncul hingga akhirnya semua lepuh berkeropeng, orangtua tetap mewajibkan anak untuk mandi seperti biasa. Bila tidak, kuman yang berada pada kulit dapat menginfeksi kulit yang sedang terkena cacar air.
* Untuk menghindari timbulnya bekas luka yang sulit hilang sebaiknya hindari memecahkan lenting cacar air dengan menggaruk-garuknya. Bila perlu gunting kuku anak supaya tidak menimbulkan luka yang dalam saat menggaruk.
* Saat mengeringkan tubuh seusai mandi sebaiknya tidak menggosok-gosoknya terlalu keras menggunakan handuk.
* Untuk mengurangi keluhan gatal, sebaiknya berikan bedak talek. Ini bisa mengurangi gesekan yang terjadi pada kulit sehingga kulit tidak banyak teriritasi.
* Untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya, sebaiknya konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin dan mineral. Misalnya sayur-sayuran hijau dan buah-buahan manis.
Cacar ular biasa kita sebut herpes zoster. Jika seseorang pernah kena cacar air, maka sang virus sesungguhnya "tidur" di dalam tubuh orang tersebut.
Dan ketika kondisi daya tahan tubuh orang tsb sedang drop, maka virus tsb bisa "bangun" lagi dan jadilah Herpes Zoster.
Makanya penting sekali imunisasi varicella itu untuk anak2 kita.
Agar anak kita jgn sampai kena cacar air, krn ketika dia dewasa bisa terkena herpes zoster.
Cacar Ular Walaupun namanya cacar ular, penyakit ini tidak disebabkan oleh ular.
Cacar ular adalah nama awam untuk penyakit Herpes Zoster. Penyakit ini merupakan bentuk reaktivasi penyakit cacar air (varisela) yang pernah diderita seseorang sebelumnya.
Perlu diketahui, bila seseorang terkena infeksi virus varisela-zoster untuk pertama kali, maka akan timbul penyakit cacar air. Setelah sembuh, virus tersebut tidaklah musnah seluruhnya dari tubuh penderita, melainkan berdiam di dalam tubuh penderita, tepatnya di ganglion saraf tepi penderitanya. Virus yang berdiam dalam tubuh penderita ini dapat sewaktu-waktu muncul kembali dan menyebabkan penyakit yang dinamai Herpes Zoster.
Walau di dalam tubuhnya terdapat virus ini, namun kebanyakan orang memang tidak mengalami penyakit Herpes Zoster.
Hal ini disebabkan daya tahan tubuh yang baik yang dapat menekan virus ini berkembang. Sebaliknya, pada orang yang daya tahannya sedang menurun, tak jarang penyakit ini tiba-tiba muncul menyerang.
Gejala yang terjadi pada penyakit ini awalnya hampir sama dengan cacar air, yaitu terjadi demam dan badan terasa pegal-pegal. Selanjutnya sedikit berbeda dengan penyakit cacar air, walaupun virus penyebabnya sama.
Pada Herpes Zoster, gelembung muncul dalam suatu kelompok yang menyerupai garis lebar dengan dasar kulit kemerahan, yang muncul dari bagian belakang tubuh dan menjalar ke arah depan pada salah satu sisi tubuh.
Mungkin karena gambaran kelainan yang seperti gambar ular ini, maka ada yang menemakannya cacar ular.
Sebenarnya gelembung ini bisa muncul di bagian tubuh mana saja, termasuk wajah, namun yang paling sering adalah dari punggung ke bagian dada.
Ada mitos yang mengatakan, bila deretan gelembung muncul dari kedua sisi tubuh, dan kedua ujungnya bertemu, maka akan fatal akibatnya.
Mitos ini tidaklah tepat, namun ada unsur benarnya juga. Yang jelas, deretan gelembung memang umumnya muncul hanya di salah satu sisi saja.
Bila sampai muncul di kedua sisi, berarti infeksi yang terjadi sangat berat, dan daya tahan tubuh penderita dalam keadaan sangat lemah dan buruk.
Tentunya kondisi fisik yang demikian ini memang memiliki risiko yang bisa berakibat fatal. Walaupun jarang, kasus seperti ini dapat dijumpai pada penderita yang mendapat terapi imunosupresan (penekanan sistem kekebalan tubuh) dosis tinggi dalam jangka panjang atau pada penderita HIV / AIDS.
Cacar Monyet Istilah cacar monyet memang relatif tidak sepopuler istilah cacar lainnya yang telah disebutkan di atas.
Penyakit ini nama ilmiahnya adalah impetigo bulosa, atau ada pula yang menamakan impetigo vesikulo-bulosa. Berbeda dengan jenis cacar lainnya yang disebabkan karena infeksi virus, cacar monyet ini disebabkan oleh Bakteri Staphylococcus aureus.
Secara klinis, penderita tidak mengalami demam ataupun gejala umum seperti pada cacar air ataupun herpes zoster. Gejala yang didapatkan adalah adanya gelembung yang munculnya terutama di ketiak, dada, dan punggung.
Gelembung yang muncul ini cepat pecah dan jumlahnya tidak begitu banyak, namun kerap kali disertai pula oleh miliaria (biang keringat).
Penyakit ini memang tidaklah seberat penyakit lainnya, karena terbatas pada lapisan kulit saja. Namun tentunya tidak berarti tidak perlu diobati.
Apalagi karena yang menjadi penyebab adalah bakteri, yang untuk memusnahkannya diperlukan obat antibiotika yang dioleskan pada tempat yang terkena. Ada yang mengatakan, penyakit ini disebut cacar monyet, sebab kelainan yang tampak di kulit memang bagi orang awam sedikit banyak mirip dengan penyakit cacar.
Sedangkan asal usul dikaitkan dengan monyet, konon karena umumnya kulit terasa gatal sekali dan kerap menyebabkan penderitanya menggaruk-garuk tubuhnya terus menerus...seperti monyet.

Dari Subbagian Alergi-Imunologi, Bagian Ilmu Kesehatan Anak
FKUI/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta


Tidak ada komentar: